MANGKURAJA.COM, Tokyo – Sebanyak 20 mahasiswa dan mahasiswi Jepang peserta Darmasiswa ke Indonesia tahun 2024-2025, mendapat pembekalan teknis oleh KBRI Tokyo dan KJRI Osaka, Selasa (6/8). Koordinator Fungsi Penerangan Sosial Budaya KBRI Tokyo, Muhammad Al Aula, mengajak para peserta untuk menjadikan kegiatan ini sebagai pembelajaran dalam berbagai hal.
“Gunakan kesempatan ini untuk mengenal lebih dekat dan sebanyak mungkin belajar terkait dengan perkembangan ekonomi dan sosial budaya Indonesia,” pesan Muhammad Al Aula, dalam siaran persnya, Selasa (13/8).
Menurutnya, para penerima beasiswa Darmasiswa RI, tidak hanya mewakili diri sendiri. Melainkan, juga mewakili masyarakat Jepang. “Saya berharap ketika nanti selesai program dan kembali ke Jepang, teman-teman dapat memperkenalkan ragam budaya, keramahan masyarakat, berbagai pembangunan, dan keindahan pariwisata Indonesia kepada keluarga Anda dan masyarakat Jepang,” tambahnya.
Hadir dalam kesempatan tersebut Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) Amzul Rifin dan Diplomat Muda Fungsi Penerangan Sosial Budaya KBRI Tokyo Iqbal Mohammad Amrullah.
Pada kesempatan itu, Amzul Rifin menjelaskan, materi pembekalan berkisar mengenai aspek akademik maupun non-akademik program Darmasiswa. “Termasuk materi terkait tata cara berpakaian, pola interaksi dengan mahasiswa, pengetahuan seputar makanan, tempat tinggal dan lainnya,” urainya.
Pemateri pembekalan teknis terdiri dari pengajar Bahasa Indonesia di Jepang yaitu Suyoto, Petrus Ari Santoso dan Imelda Coutrier. Di samping itu, 3 orang alumni program Darmasiswa 2023 yaitu Ryo Ogata, Tasuku Takahashi dan Kenji Sato juga ikut menyampaikan pengalaman selama mengikuti program yang sama setahun lalu.
Penyampaian materi yang dilakukan dalam bentuk diskusi sangat membantu calon penerima beasiswa Darmasiswa dari Jepang untuk mempersiapkan diri sebelum berangkat ke Indonesia.
Untuk diketahui, program Darmasiswa merupakan program beasiswa Pemerintah Indonesia yang diberikan kepada mahasiswa dari seluruh dunia untuk belajar Bahasa Indonesia dan budaya Indonesia selama 10 hingga 12 bulan di universitas-universitas di seluruh Indonesia. Program Darmasiswa pertama kali dimulai pada 1974 sebagai bagian dari inisiatif ASEAN. Program ini bertujuan untuk mempromosikan bahasa dan budaya Indonesia di kalangan pemuda internasional dan meningkatkan hubungan antarbudaya. Saat ini, tercatat telah melibatkan lebih dari 80 negara. (mrx)